You are currently browsing the category archive for the ‘Trading’ category.

Stock

Membaiknya keuangan AS pasca pengambilalihan dua perusahaan raksasa pembiayaan perumahan Freddie Mac dan Fannie Mae oleh pemerintah AS berimbas langsung penguatan dollar dan penurunan harga minyak. Kejadian tak terduga ini menurut para analis pasar memicu kenaikan harga saham pasar global sekaligus sebagai sedikit harapan pengenduran seretnya kredit dan perumahan.

Selasa, harga minyak menembus level 102 dollar per barrel, level terbawah sejak beberapa bulan terakhir krisis ekonomi AS awal tahun ini. Kemungkinan harga minyak untuk kembali turun dibawah 100 dollar per barrel sangat besar mengingat saat ini kawasan teluk meksiko masih dihantui oleh cuaca buruk. Selain itu, OPEC yang masih mempertahankan volume produksi minyaknya ikut mendorong penurunan harga minyak saat ini. Sayang, penurunan ini tidak diikuti oleh kebijakan pemerintah untuk menurunkan kembali harga minyak di tanah air.

Pasar saham indonesia yang didominasi sektor perkebunan dan pertambangan menjadi bulan – bulanan penurunan harga minyak ini. Disaat harga saham global menunjukkan perbaikan, Jakarta Composite Index (JCI) malah anjlok ke 1870, terendah sejak awal maret 2007 lalu. Inilah anehnya pasar modal Indonesia yang konon katanya ikut trend DOW-nya Amerika, saat DOW dan regional terdongkrak naik, JCI malah nyungsep. Hanya sektor konsumsi yang sedang bergairah saat ini karena masih dalam bulan puasa dan menjelang lebaran. Sektor finansial dan properti tampak ikut larut dalam suasana merahnya papan utama.

Pemerintah tampaknya ogah menurunkan kembali harga minyak. Pasalnya, seperti yang diketahui semua orang, sangat mustahil untuk menaikkan harga minya tanpa perlawanan dari berbagai pihak terutama mahasiswa. Mungkin dianggap suatu keberhasilan tersendiri bagi pemerintah untuk terus meminimalkan beda harga minyak internasional dan dalam negeri. Mungkin..

Out of topic nih.. ada yang mengganjal dibenak saya, waktu lalu saat berbagai kalangan dan mahasiswa berdemonstrasi menentang kenaikan harga minyak tiba – tiba berhembuslah tragedi monas (FPI vs AKKBB), dan media seperti mengguyur bensin ke api dalam kasus ini. Media nasional seperti tidak lagi mempedulikan demonstrasi mahasiswa. Padahal jika ditelusuri lebih jeli, seperti ada permainan politik didalamnya. Bahkan, orang yang dituduh FPI sebagai anggota Ahmadiyah hanyalah seorang yang dibayar untuk memasang sound sistem di tengah acara tersebut.

The story goes on.. saya sendiri tidak menentang kenaikan harga minyak jika hal tersebut masih dalam batas kewajaran. Tetapi sudah selayaknya ada kompensasi yang diberikan kepada rakyat. BLT sendiri bukanlah cara terbaik dalam kompensasi tersebut. Toh ternyata banyak ketimpangan yang terjadi didalamnya mulai dari daftar penerima BLT, hingga tertundanya pembagian BLT itu sendiri, bahkan bukan tidak mungkin nantinya ada kasus korupsi penggelapan dana BLT. Maklum, partai lagi nyari dana untuk kampanye nih.. tentu saja baru terungkap setelah pemilu selesai. Kayak gak tau aja..

Siklus Trading:

1. Pre-School:
Kenalan dulu, ikut-ikutan main dikit, mungkin numpang account temen/sodara, menang dikit karena pas kebetulan bull market. Yg ini naik kelas, yg kena bear market putus sekolah dan kapok masuk saham lagi

2. Kelas Junior Trader: (“greed indicator”)
Karena enak, tinggal telpon dapet duit, terus mulai buka account sendiri dan trading sendiri pake feeling. Trading size masih relativ kecil. Di bull market tetap dapet cuan. Waktu market bearish, pada nyangkut karena belinya pas market ijo royo royo dan harga di puncak. Rumor, news super bagus tapi harga turun terus. Kalau sudah begini sudah boleh naik kelas ke…

3. Kelas Nyangkuter: (“fear indicator”)
Sahamnya punya banyak, ruginya bisa sampe 50% atau lebih juga mungkin. Mau Cut-Loss sdh tanggung. Dari sini punya pilihan melanjutkan ke
1. Investor “Gadungan” (yg ini dibahasnya 1-10 tahun lagi, not so urgent)
2. Kelas “Nyangkuter Optimis” kalau belum putus asa.
Mulai belajar TA, FA, diskusi, forum dsb.
Ikut workshop, browsing website, kenal TA-Indicators, bisa corat coret chart.
Mulai PeDe lagi. Mulai bisa cuan dikit. Saham-2 yg nyangkut mulai berkurang. Berkeyakinan punya sistem yang “paten dan ga akan bisa kalah” dan pasti bisa menaklukkan pasar modal. Masa depan yang cerah sudah ada didepan mata, profesi hampir ditinggalkan. Kalau bikin prediksi merasa pasti dan harus benar karena Chart bilang begitu. Kalau ada yg ga percaya berani taruhan apa saja. Pas market mendukung, cuan. Tambah PeDe, Trading size tambah besar, pake margin segala karena dimodali. Kena bear market lagi. Saham-2 banyak pada nyangkut lagi karena ga mau cut-loss yang dengan kata lain mengakui kalau prediksinya masih bisa salah. Masih berharap terus sahamnya bisa rebound lagi ke harga awal, karena di chart-nya begitu.
RESULT: Cuan-Loss=Masih Loss, karena kalau loss unlimited, kalau cuan dikit aja sudah cukup (meminjam istilah bung Adit: “berani kalah takut untung”)
Lulusan kelas ini mendapat ijasah: Nyangkuter Senior

– Yg masih ada modal dan optimis, bisa naik kelas.
– Yg sudah cape, meneruskan sekolahnya masih terbuka peluang menjadi “Investor gadungan” (1-10 thn)
– Yang pake margin bisa bangkrut, drop-out sekolahnya, balik lagi menekuni bidang kerjanya.
Yang naik kelas ikutan ke Kelas:

4. Trader Junior:
Sudah mengenal Trading plan, tahu Kapan entry dan kapan exit. Juga sudah kenal Money Management. Trading size tambah besar dan kenal banget dengan semua software, buku dan memperdalam ilmu terus. Bisa cuan tapi masih loss juga karena belum konsisten dengan trading plan dan money management. Buy masih dipengaruhi kalau market lagi naik-naiknya, lihat running price ga tahan, terus beli (“greed”) dan cut-loss kepagian karena faktor “fear” masih melekat.
RESULT: masih loss tapi sangat optimis karena tahu dimana letak kesalahannya. Kalau masih ada modal bisa naik kelas, yg udah abis dipaksa drop-out -> kerja lagi ke profesi awal kalau sebelumnya sudah brenti.

5. Trader Senior:
Disini sekolahnya lama dan sangat melelahkan. Yang putus asa atau abis modal masih ada alternativ jadi “investor gadungan” atau drop-out juga.
Belajar menentukan timing tepat Entry dan Exit dan tidak terpengaruh dengan emosi (tetap pasti ada sih, namanya juga manusia…) dan mulai dapat konsisten dengan trading plan dan money management. Sadar kalau market itu ga harus nurut dengan Chart nya. Chart hanya dipakai sebagai alat bantu untuk trading plan secara konsisten, tapi tetap jaga-jaga (emergency plan) kalau ternyata market ga nurut dg gambar di chart nya. Mulai memperhatikan FA dan event-2 penting (cum devident, laporan keuangan, pengumuman macro economic spt. inflasi dsb.) yang mempengaruhi harga saham.
RESULT: tradingnya ada yg rugi dan ada yg cuan, tapi hasil totalnya ternyata CUAN ! atau Tidak Rugi di Market yg lagi bearish

Yang bisa lulus dapat sertifikat:
6. Successful Trader
Greed dan Fear sudah bisa balance. Seperti orang naik sepeda, untuk bisa harus belajar dulu, tidak bisa hanya dengan teori atau ikutan workshop saja sudah terus bisa keenakan naik sepeda (“greed”?) tapi harus praktek juga bersama dengan jatuh bangun dan babak belurnya (jadi “fear”). Asal jangan sampai … KO saja. Kalau sudah bisa naik sepeda, semua teori tentang balancing, rem, kecepatan, gimana kalau ada bahaya/mobil, nyebrang jalan dsb., sudah menjadi otomatis dan dalam situasi bahaya bisa cepat bertindak dengan benar, sehingga bisa sampai dengan cepat dan selamat.
RESULT: tetap ada trading yg rugi dan cuan, tapi cuannya sudah konsisten, karena Cuan-Loss=masih ada Cuan

PS: semoga kita bisa melalui cobaan di kelas 1-6 sehingga lulus menjadi Successful Trader… Amien….

Dan setelah lulus, masih harus menyesuaikan terus karena seperti kalau naik sepeda, ada jalanan yg rusak, bisa ada banjir, sepedanya yg rusak dsb. Kalau tidak begitu masih ada kemungkinan untuk turun kelas lagi ke “Successful Nyangkuter Berat”.

Rasanya kita harus masuk dari kelas 1 sampai kelas 6 deh…. mau loncat kelas rasanya susah, ga bisa ngikutin pelajaran nantinya dan malah mahal ongkosnya. Yang penting, masuk kelas 1-6 tapi tuition fee nya jangan sampai kemahalan apalagi bangkrut. Untuk cepat naik kelas harus selalu terbuka dan mengenal kelemahan kelemahan kita sendiri dan belajar terus.

Sekarang masing-2 ada dikelas berapa?
(terinspirasi dari pengalaman pribadi dan John Piper: “the way to trade”)

Quote from rd-wito on http://kaskus.us/showthread.php?t=866684

Tadi malam denger rumor bumi bakal ijo lagi karena gustav dan hanna di mexico gulf. Hari ini, sengaja bela-belain online khusus liat pasar, beh.. top ten frequency aja merah tua semua, mata gw jadi ikutan merah ngeliatnya. kebakar dah duit 3 bulan.. Sempat terpikir apa bandarnya kenal gw kali ya, jadi apapun yang gw ambil pasti buntung. hiks..

Saat ini masih sedikit yang berinvestasi di Indonesia akibatnya pasar modal dikuasai oleh “yang punya uang” a.k.a bandar, dan apapun yang bandar lakukan akan mempengaruhi harga pasar. Andaikata sepertiga masyarakat Indonesia telah mempunyai budaya investasi, kemungkinan pengaruh bandar akan sangat kecil ke harga pasar. Jadi untuk pasar Indonesia saat ini, strategi yang paling bagus untuk trading adalah mengekor, yup.. ikut kemanapun bandar berada.

Pasar investasi Indonesia saat ini dikuasai oleh sektor perkebunan dan pertambangan, jika saham disektor ini anjlok maka komposit index akan ikut merosot pula. Kedua sektor ini akibat tingginya harga minyak belakangan. Perkebunan dimotori CPO, pertambangan sendiri dimotori batubara yang harganya melambung tinggi beberapa bulan belakangan. Sektor lain masih belum bisa berkutik, cuma bisa merayap sembari merangkak sesekali itupun akhirnya dipukul lagi akibat aksi profit taking.

Categories

Blog Stats

  • 4,590 hits